![]() |
Penindasan terhadap Kaum Perempuan |
Tanpa kamu sadari kamu telah menindas mereka
Apa yang anda pikirkan tentang kata penindasan? apakah hal
tersebut adalah hal yang lumrah? apakah pantas kata itu di lekatkan kepada kaum
Wanita? Kata penindasan sebenarnya sudah tidak asing lagi di kalangan
mahasiswa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia penindasan di artikan sebagai
proses, cara menindas. Dilihat dari segi istilah menurut penulis penindasan di
artikan sebagai cara yang dilakukan baik itu kelompok atau individu untuk
memeras, memaksa, menekan, membatasi baik itu secara fisik maupun psikis.
Saya yakin dan percaya bahwa pembaca telah banyak menemukan yang
namanya penindasan baik dalam bentuk tulisan, cerita dari mulut kemulut, video
yang di unggah di media sosial dan lain sebagainya. Tapi yang menjadi
pertanyaan penting adalah bagaimana respon anda terhadap hal tersebut? Apakah
anda adalah salah satu orang yang setuju akan adanya penindasan terhadap
Wanita?, apakah anda bersikap biasa saja ketika melihat dan mendengarkan hal
tersebut ? atau justru anda adalah orang yang melakukan penindasan terhadap
perempuan baik kekasih anda, adik anda atau ponakan anda?.Penindasan ini
biasanya juga banyak di temukan di lingkungan kampus, di lingkup
organisasi/komunitas, di masyarakat dan terlebih lagi di dalam keluarga.
Penulis akan memberikan
salah satu contoh kecil penindasan dalam lingkup komunitas :
Seorang laki-laki dalam sebuah komunitas membatasi bahkan
melarang untuk keluar malam hanya karena persoalan dia adalah seorang Wanita.
Tentu dan jelas bahwa Wanita hanya akan mengikut apa yang disampaikan oleh apa
yang di katakan laki-laki apalagi ia adalah keluarga misalnya. Dia juga tidak
akan membantah apalagi berdialog dengan orang tersebut sebab ia takut dengan
laki-laki itu.
contoh berikutnya adalah misalhnya dalam komunitas selalu di posisikan sebagai pemegang uang, jika ada kegiatan mereka tidak di berikan ruang untuk tampil di depan publik, mereka hanya akan di berikan tugas sebagai pelayan untuk konsumsi atau penjaga dapur.
Jelas jika kita tanyakan kepada Wanita dengan pertanyaan :
kenapa kamu tidak berdiskusi secara langsung dengan orang yang membatasimu atau
melarangmu? Tentu Wanita akan menjawab bahwa ia takut di marahi atau lebih lagi
di tampar atau kata paling buruknya adalah di tendang.
Dalam contoh seperti ini pembaca akan banyak pro dan kontranya.
Ada banyak alasan yang di kemukakan ketika pro dan banyak alasan juga yang di
sampaikan oleh yang kontra. Semua akan sepakat jika alasan melarangnya adalah
tidak lain dan tidak bukan hanya karena takut ia kenapa kenapa, ia takut akan
terjadi sesuatu pada Wanita baik itu gangguan, perampokan, penculikan,
pembegalan, pelecehan terlebih lagi kepada pemerkosaaan.
Tidak bisa di bantah bahwa alasan tersebut adalah hal yang baik
jika tidak membaca kondisi dan status keberadaannya.
“Tidak ada bedanya dengan orang yang tidak menempuh Pendidikan”
Di lihat dari contoh diatas dan di bandingkan dengan
ranah keluarga dan kemasyarakatan maka tidak ada bedanya. Kenapa ? alasan
adalah di lihat dari banyak sisi. Pertama; di lihat dari aspek kelenturan
dan universalitasnya, Dalam ranah kelenturan ini yang namanya komunitas
atau organisasi jelas hal ini adalah di perlukan, sebab komunitas tidak hanya
di bentuk, membentuk, memberi, di beri, menerima dan di terima. Tapi lebih dari
itu : kenyamanan adalah prioritas utama yang mesti dimiliki olehnya. Kedua;
di lihat dari aspek pembelajaran, di komunitas tidak hanya
mengandalkan dan hanya mengharapkan fasilitasnya, tapi di luar dari pada itu
juga perlu di bentuk pengalaman yang di dapatkan di luar dari komunitas itu
sendiri. Ketiga ; di lihat dari prinsipnya. Pada dasarnya
yang namanya prinsip itu tidak bisa di ganggu gugat oleh siapapun sebab ia
menyangkut tentang hak asasi manusia. Hak itu sendiri yang ngatur adalah kita
sendiri. Jika ada orang yang mau mengatur maka di pertanyakan Kembali orangnya,
ia ngerti yang namanya hak personal atau tidak? Jika di kembalikan pada dirinya
sendiri maukah ia juga diatur oleh orang lain ? jika ia menjawab tidak, maka
bagi penulis ia berada pada tahap kedungu-an yang lebih dari pada orang
awam.
“Hanya bertahap pada teoritis tidak sampai pada konseptual”
Jika kalimat diatas hanya membedakan pada tahap status seseorang
maka ini akan berada pada fase kejahiliaan. Kita tau kata jahiliah itu
mengandung arti kebodohan. Dilihat dari Kehidupan bangsa Arab sebelum datangnya
Islam dikenal dengan istilah Jahiliyah. Masyarakat Jahiliyah ini identik dengan
peradaban yang sangat buruk, pelacuran dimana-mana, pertumpahan darah, dan
perbuatan keji lainnya. Jika di hubungkan pada aspek penindasan Wanita tersebut
makai ia juga sama jahilnya dengan masa di mana orang orang tidak menghargai Wanita.
Mulutmu selalu mengagungkan Wanita, puitismu selalu mengangkat
derajat Wanita, dalil- dalil yang di keluarkan dari mulut seolah tak ada lagi
yang tau sosok seorang Wanita selain dirimu akibat teori-teori yang di kelurkan, tapi kamu tidak
tau bagaimana cara menyayangi seorang Wanita, bagaimana harus di perlakukan
dengan semestinya, bagaimana caranya agar kebebasannya juga bisa seperti yang
dimiliki oleh dirimu sendiri, dan bagaimana cara agar ia bisa senang denganmu
karena kebebasan yang kamu berikan, terlepas dari yang namanya statusmu
dengannya. Sehingga jika kamu bisa melakukannya di tahap konseptual maka di
dunia ini tidak akan ada kalimat yang muncul dari mulut seorang Wanita yaitu “laki-laki
itu semua sama, laki- laki itu Taunya menindas. Laki-laki itu taunya belaku
kasar karena ia merasa hebat kuat dan masih banyak kalimat lain yang akan di
keluarkan sesuai yang mereka alami.
Sebelum mengakhiri tulisan penulis akan memberitan sebuah kesimpulan
di atas berupa quotes yaitu : “Jangan berbicara tentang seorang Wanita jika
kamu tidak tau bagaimana kamu merawat, menjaga, melindungi. Jangan mengungkapkan
kata sayang kepada seorang Wanita jika mulutmu tidak sesuai dengan tingkahmu
serta jangan berdalil tentang Wanita jika dalam status sosialnya saja kamu tidak
bisa memberikan ruang untuk mereka. Sebab tidak ada yang lebih tau tentang Wanita
selain Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassallam, maka dari itu belajarlah lebih
giat lagi dan pelajari bagaimana nabi memperlakukannya.
Wassalamu’alalaikum warahmatullahi wabarakatuh
Comments
Post a Comment