Oleh : Dude
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata sayang. Baik di lingkungan keluarga masyarakat terlebih kepada orang yang dekat dengan kita. Begitu juga dengan kata menghargai, sebuah kata yang tidak bisa di pisahkan di lingkungan sosial. Pada dasarnya semua orang ingin di hargai, atau minimal tidak apa yang disampaikan bisa di dengarkan.
“Hargai
saya”
Kalimat ini acap kali
muncul dalam kehidupan kita. Baik sengaja ataupun tidak. Orang akan selalu
menuntut untuk di hargai tapi ia tidak tau bahwa perilakunya juga menunjukan
tidak menghargai orang lain apalagi usianya dengannya cukup jauh. Suatu hal
yang membingungkan bagi penulis dengan ungkapan diatas, bagi penulis kata
diatas tidak perlu di ungkapkan dalam public apalagi ia menunjukan kalimat itu
untuk dirinya sendiri. Bagi penulis sendiri kalimat itu tidak relevan jika barometernya
adalah mereka yang sudah mengerti konsep salah dan benar.
Sebenarnya kalimat-kalimat diatas atau sejenisnya adalah bentuk pemaksaan sebab menuntut adalah suatu kezholiman serta kerakusan yang sudah ditanamkam didalam dirinya. Kebebasan orang lain sudah dirampas mulai dari mengerkspresikan di luar sampai pada mencari kebahaigaannya sendiri. Menghargai adalah sifat sadar yang tak perlu meminta dan diminta. Menghargai adalah bentuk ekspresi seseorang yang di anggap penting dalam kehidupannya. Jadi, kalau ada orang yang meminta di hargai maka ia tidak dan tidak bukan hanya orang yang rakus agar kemauan serta keinginannya di turuti dan di penuhi.
“Tolong
Hargai Saya”
Kalau saja dalam hal yang sifatnya kesadaran memaksakan orang lain maka bagaimana dengan aspek lain? Kekesalan, ketidak sukaan dan kalimat sejenisnya itu bukan karena terjadi begitu saja melainkan dia harus dilihat, diperhatikan. Penulis menduga karena keinginan yang terdahulu tidak di penuhi sehingga tuntutan orang lain terus ia paksa, ketidak puasannya akan sesuatu memberikan dampak kepada dirinya sendiri sehingga ambisius yang makin tinggi.
“Konsep
Menghargai”
Menghargai itu bisa menimbulkan
kericuhaan yang dahsyat karena ketidakdewasaannya karena ketidak biasaannya
menerima perbedaan pendapat. Orang selalu mengunggulkan dirinya untuk dihargai hanya
karena ia merasa lebih tua, mengganggap dirinya lebih awal menginjaki bumi,
lebih tau tentang pengalaman yang serupa dengan orang-orang sesudahnya.
Bagi penulis menghargai itu harus terjadi dan adil dengan unsurnya yaitu objek dan subjek. Misalanya saja penulis akan memberikan salah satu dari banyaknya contoh dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut:
“Ada orang sebut saja Farmin. Ia merupakan orang yang berpendidikan, Usianya juga sudah lumayan diatas. Dalam kehidupan sehari-hari ia selalu memberikan masukan kepada orang lain jika ia anggap salah dalam hal ini ia anggap benar. Tetapi dalam hal yang lain ia merasa tidak di hargai karena menggap dirinya sebagai senior, pengalamannya sudah banyak, pengetahuannya cukup. Katakanlah dalam momen merokok. Ia tidak suka jika ada orang yang merokok didepannya sebab seolah-olah ia merasa tidak di hargai, ekspresi yang di tampilkan seolah-olah ketidak sukaannya di tampilkan bahkan mungkin akan berada taraf kebencian, wajahnya memerah seolah ia ingin marah, tapi apalah daya mungkin karena ketidak beraniannya menegurnya menjadikan ia makan hati, yang seharusnya makanan makanan.hehe..hehehe..hehe… Karena ia juga orangnya tidak merokok dan bisa jadi itu adalah sebab ia tidak suka, marah. Kesal seperti ibu-ibu yang tidak di berikan jajan oleh suaminya,,,wkwk,,wkwk,,wkwkw,,,
Dari contoh diatas penulis juga sepakat dengan apa yang di sampaikan bahwa ia tidak menghagai seniornya yang sudah mengkader dia,memberikan arahan yang baik, menunjukan jalan yang semestinya. Tapi penulis melihat secara integral tentang konsep menghargainya. Dalam hal ini penulis mengkritik si Farmin bahwa ia hanya mengikuti nafsunya untuk di ikuti kemauannya, ia hanya megandalkan perasaan tapi sifat intelektuannya sudah di kesampingkan. Ia tidak sadar bahwa karakter dan sikap yang di tampilkan adalah bentuk tidak menghargai orang lain. Yang perlu di telaah dan di renungi untuk pembaca adalah dengan contoh diatas ia harus bisa mengerti sikapnya sudah menghargai orang lain atau belum? Apakah kalimat yang dikeluarkan mengerti tidak bahwa ia tidak sedang memaksa orang lain agar mengikuti kemauannya? Apakah ia tau bahwa dirinya telah adil dalam konsep menghargai?.
Menurut Penulis menghargai adalah tindakan atau sikap yang dilakukan oleh seseorang untuk orang yang merasa ia dihargai yang keduanya sama-sama adil. Kata Tolong Menghargai saya akan lebih dekat dekan menindas karena sifat ambisi yang di tanamkan dalam diri terlalu subur.
Dan tindakan diatas adalah bentuk ketidak adilan dirinya sendiri dengan orang lain, kita perlu membaca psikis seseorang. Lihatlah dengan kacamata dan lensa yang berbeda. Jika ia berbeda denganmu berarti itu sebuah keunikan yang ada pada dirimu. Dan itu tidak bisa di nafikan harus bisa menerima.
Kasus diats adalah antara senior dan junior. Tentu pada dasarnya senior akan merasa diatas dan ia akan merasa lebih dari orang di bawahnya dan terlebih lagi ia akan merasa di gurui jika di berikan kritikan dengan sikap itu walau tidak semua. Orang bodoh akan merasa tersinggung dan merasa di hinakan tetapi orang yang bijaksana ia akan mengerti dan merasa santai. Quotetion-nya adalah jika engkau akan melihat dengan kacamata syariat maka kamu hanya akan menyalakan orang lain, mencari celah untuk menyalahkan, ketidak sukaannya seolah olah harus dituruti. Tetapi jika egkau melihat dengan kacamata hakikat maka kamu akan tau indahnya dunia kamu akan terbiasa dan kamu tidak akan menyalakan orang lain, menghakimi.
Konsep menghargai itu banyak varian. Ketika kita mau mendegarkan pendapat orang lain dan tidak menyalahkan atau marah dengan pendapatnya juga disebut menghargai tanpa melihat status senior dan junior, tua muda, besar kecil, kurus gemuk laki-laki perempuan. megkritik juga bagian dari menghargai terlepas itu mau menjatuhkan atau membangun selama ia juga mau menerima kritikan. Jadi puncak tertinggi dari menghargai adalah memberikan kebebasan penuh kepada orang lain untuk mengekspresikan dirinya terlebih lagi dia adalah Wanita yang dekat dengan kita.
Dari penjelasan tentang menghargai bisa di simpulkan bahwa menghargai itu bukan diminta dan juga bukan menuntut orang lain untuk mengikuti apa yang kamu sampaikan tetapi menghargai muncul karena satu sama lain merasa di hargai yaitu dengan terbiasaya menerima perbedaan. Jangan gampang kaget dan gampang kagum sebab keduanya adalah masuknya rasa kekesalan sehingga kebencianmu akan terus subur di hati.
Nasehatnya
dari penulis adalah biasakan diskusi,banyak membaca buku dan buka mata lebar- lebar
untuk selalu melihat di langit agar tidak ada kesempatan untuk merendahkan
orang lain. Atau nasehat ulama di bawah ini..
Semoga
bermanfaat dan bisa sadar serta mau memperbaiki struktur berpikirnya!!!!Konsep
sayang akan di tulis pada momen kedepan..SELAMAT MEMBACA.
Comments
Post a Comment