Ok para pembaca yang beriman jika dalam postingan sebelumnya kita bahas mengenai konsep menghargai dan telah kita tuntaskan bagaimana dan seperti apa menghargai itu sendiri. Dalam postingan ini penulis akan sharing bagiamana kata sayang itu di tempatkan dan sudah benar tidak kata sayang itu di lekatkan baik itu untuk keluarga kita, pasangan, adik, kaka, ponakan dan orang lain.
Sayang
merupakan kata yang paling halus dalam dunia sosial, kata yang paling
memuliaakan seseorang, kata yang kita jadikan sebagai bentuk perlindungan untuk
seseorang yang dekat dengan kita karena begitu tidak inginnya kita agar tidak
terjadi hal-hal yang melanggar ketentuan ilahi dan norma-norma sosial. Tapi pertanyaan
besarnya yang perlu dijawab dalam hati kecilnya adalah proses dan konsep menyayangimu
kepada seseorang sudah memang benar? Apakah konsep menyayangimu adalah bagian
dari cara untuk memberikan nasehat yang baik kepada seseorang atau jangan –
jangan kamu hanyalah orang yang tidak suka kepada seseorang sehingga mengatasnamakan
sayang untuk orang terdekat kita agar tidak terjadi apa-apa, padahal perbuatan
itu membuat seseorang merasa tertekan, di kekang, tidak di berikan ruang untuk
berekspresi.
Hal-hal
diatas adalah sebuah masalah yang juga perlu di berikan solusi agar orang-orang
yang ia anggap penting dalam kehidupannya tidak serta-merta beredalil ia sayang,
ia tidak ingin terjadi apa-apa sehingga minim dan rendahnya pengetahuan membuat
ia menindas orang lain…Miris jika hal itu terjadi…
“Saya
Bilang Begini Karena Saya Sayang”
Di
dalam kehidupan kalimat diatas sering di dengar atau bahkan anda adalah orang
yang pernah melakukannya. Biasanya kalimat diatas adalah bentuk larangan kepada
seseorang yang dekat dengan kita atau membatasi langkah seseorang agar ia tidak
banyak melakukan ekspresi kepada seseorang yang bisa jadi karena kebenciannya
sudah ditanamkan kepada orang lain. Dan hal diatas juga biasanya akan di sampaikan
kepada orang yang di bawah usianya baik itu adik, junior dalam komunitas.
Bagaimana
mungkin seseorang membatasi langkah seseorang hanya karena kerakusan, dan kezholliman
dirinya agar selalu di ikuti kemauannya . jika dalam postingan sebelumnya
adalah puncak tertinggi dari mengahargai adalah pemberian kebebesan penuh
kepada seseorang maka menyayangi seseorang juga pun harus demikian,,, bagaimana
bisa seperti itu?
“Mengenal
dan memahami kata sayang”
Kita
mungkin akan sepakat sayang itu akan selalu di lekatkan orang dibawah usia kita
apalagi orang yang memang mereka yang mengalir Sebagian darah kita. Tapi apakah
kita telah sadar bahwa semua orang bisa melakukan hal yang sama ? banyak jenis seseorang
mengekspresikan rasa sayangnya kepada seseorang misalnya saja.
Contoh
ke-satu :
“Ada
orang yang merasa pintar dengan segala pengalaman dan usia yang di milikinya
sehingga di jadikan sebagai kiblat untuk dirinya sendiri. Ia tidak menginginkan
dan tidak suka bahkan benci jika orang yang ia anggap sayang dekat dengan si A
dan si B atau dengan si C dan si D, ia tidak menginginkan kedekatannya menjadi
bahan pembicaraan kepada khalayak. Sehingga karena ketidakdewasaannya ia
marah-marah sampai mengancam, mencari- cari kesalahan orang agar ia bisa menang,
karena jelas malu dong jika di kalahkan sama orang di bawah usianya. Padahal dalam
lingkup akademisi hal itu harus di apresiasi karena pengetahuan yang di miliki
cukup bagus darinya.
Contoh
ke-dua :
Ada orang yang tidak suka adiknya atau
juniornya dalam satu Lembaga jika melakukan aktivitas merokok karena di larang
agama seseuai dengan pemahama dalil yang di temukan, karena tinggal di
lingkungan ormas yang juga melarang bahwa hukum rokok adalah haram. Sehingga hal
tersebut di jadikan sebagai landasan untuk mencegah dengan dasar sayang karena
rokok dapat merusak paru-paru dan berakibat buruk pada kesehatan.
Contoh
ke-tiga :
Ada
orang tua yang memilik anak kurang lebih 2 tahun. Orang tua di kenal dengan
sosok yang lemah lembut dan penuh dengan kasih sayangnya. Ia tidak menginginkan
anaknya bermain di jalan atau memegang barang-barang tajam bahkan marah besar
jika anakanya seusia itu akan manjat kelapa,,wkwkwk,,wkwkwk,,wkwkwk… tentu hal
itu sebuah tindakan yang benar sebab tidak ada di dunia ini menginginkan
anaknya terjadi apa-apa apalagi sampai mebahayakan keselamatannya. Singkatnya karena
larangan tersebut adalah dalil bahwa ia sayang dengan anaknya sehingga larangan
tersebut di berikan kepada anaknya.
Dari
ketiga contoh tersebut apakah pembaca sudah bisa mengetahui benar salahnya atau
semua benar semua? Penulis akan membahas contoh pertama sebab sebelum ada angka
dua satu terlebih dahulu yang mengawali.
Dalam
kasus pertama menceritakan bahwa kakaknya tidak suka dengan Si A,B,C,D untuk
dekat dengan adiknya apalagi keseringannya. Mungkin sangat sedikit orang yang
bisa adil dalam melihat kasus di atas. Kejadian itu biasanya terjadi di
pelosok-pelosok desa yang minim dengan Pendidikan tapi hal tersebut tidak
pernah di salahkan, mirisnya adalah jika ia berpendidikan tapi sikapnya seperti
itu, bagi penulis itu merupakan hal yang tidak wajar dan perlu di pertanyakan.
Bagi
penulis kata di atas tidak relevan dengan zamannya. Bagaimana mungkin ia merasa
diri sudah tau segalanya hanya dengan tolak ukur ia lebih dulu menginjakan kaki
di bumi, hanya karena ia memiliki usia diatas dari adiknya lantas bersikap
sesuatu yang tidak tepat. Problem diatas bukanlah hal yang sederhana dan
simple. Kenapa dilihat tidak relevan karena beberapa point. Pertama di lihat
dari sudut usia. Orang yang memiliki usia diatas bukanlah suatu jaminan
mutlak bahwa ia adalah orang yang tau segalanya, orang yang memiliki Pendidikan
S1 atau S2, S3 pun bukan menjadi tolak ukur bahwa ia sudah tau segalanya dan
sifat-sifat terpuji ada pada dirinya hanya karena berdalil status pendidikannya.
Ia tidak sadar bahwa di Indonesia itu bukan kekurangan orang pintar tapi kekurangan
orang jujur, di Indonesia banyaknya yang korupsi bukan karena mereka yang tidak
menginjak perguruan tinggi melainkan pelaku dari itu semua adalah mereka yang
berijazah S1,S2,S3 walaupun juga tidak semua, tapi hal itu menunjukan semua
akan baik-baik saja seperti yang telah di bahas di atas. Bukan berarti ia lebih
dulu menginjakan kaki di bumi lantas menjadikan dirinya merasa lebih tau,mengkultuskan
dirinya sendiri. Ia tidak sadar bahwa iblis tidak akan di katakan iblis
seperti yang di ketahui orang sekarang, tapi memiliki sejarah yang cukup
menarik untuk di jadikan ibrah dalam kehidupan sehari-hari. Singkatnya adalah karena
iblis merasa lebih bersinar, merasa lebih tau, merasa lebih hebat, merasa lebih
diatas, merasa lebih dulu ada sehingga ciptaan yang baru ada pun di pandang
rendah. Jika di lihat lebih jauh dan lebih dalam mengenal sosok iblis, ia
bukanlah makhluk yang pembangkan sebelumnya, ia adalah makhluk yang taat, tidak
ada kata menolak untuk selalu beribadah kepada rabb tuhan semesta alam,
ibadahnya jauh lebih banyak dari orang sekarang yang merasa sholeh bersih dari
dosa. Tapi karena sifat yang ditampilkan aba waastakbara wakaana minal
kaafiriin.
Kembali
pada point pertama mengenai usia. Di sini harus melihar secara imbang. Keduanya
sudah sama-sama menginjak yang namanya dewasa artinya sudah tau mana baik dan
mana yang buruk si adik sudah tentu sudah memiliki prinsip sendiri dan kakak
pun demikian. Tidak semestinya seorang kakak memberikan jalan dengan membatasi
cara berpikirnya, cara untuk mengembangkan skillnya dengan cara apapun, karena
jika di balik belum tentu sang kaka juga akan mau di atur oleh adiknya.
Perilaku yang ditampilkan oleh kakaknya dari contoh pertama merupakan hal yang memalukan yang tidak mencerminkan, penulis menyebutnya sebagai memiliki sifat sumbu pendek. hal yang seharusnya ia bangun pertama adalah komunikasi yang baik kepada adiknya telebih dia adalah permpuan, ia harus mengawali dengan pertanyaan, mengawali dengan diskusi bukan malah langsung melarang dengan siapa ia harus mencari ilmu. Kedua adalah dilihat dari aspek benar salah. Yang di maksud benar salah di sini adalah siapa yang menjamin bahwa apa yang di katakan kakaknya adalah suatu kebenaran bisa jadi adiknya adalah sebuah tindakan yang benar, . Penulis melihatnya yang tidak dewasa dalam cotoh pertama adalah sang kakak yang selalu berdalil, karena bagian dari keluarga misalnya. Ia tidak mengerti konsep menyayangi. Keduanya harus adil dalam bersikap. Karena yang merasakan adalah yang melakukan, bisa jadi ia merasa di junjung tinggi, di muliakan dari pada harus memaksa,menyalakan, selalu mencari-cari kesalahan orang lain.ketiga di lihar dari aspek sinkronisasi dengan sudut pandang satu dan kedua. Yang ketiga ini adalah hal yang penting sebab campuran antara satu dan dua, contoh pertama mengenai menyayangi akan lebih tepat di berikan kepada anak yang belum bisa mengenal dunia ini, belum bisa membedakan baik dan buruk, benar dan salah, bagus dan jelek. Hal tersebut baru cocok di gunakan dan paling tepat karena anak masih bingung dari mana mau kemana. Tapi jika sudah baliq cukup berikan arahan tanpa harus memaksa ia harus mengikuti nafsumu belaka, karena itu bentuk penghakimanmu kepada orang terdekatmu, haknya pun kamu rampas, seolah kamu tutup untuk mencari masa depannya.
“Konsep
Menyayangi”
Unsur
menyayangi itu harus adil. Jika kamu hanya memberikan arahan harus melakukan
ini,itu dan jangan melakukan selain dari ini itu karena tidak baik maka ini namanya
bukan menyayangi tapi justru sebaliknya yaitu pembatasan hak seseorang, mengekang
dia untuk bereksplorasi dirinya. hal di atas tidak masuk dengan konsep
menyayangi, sebab yang namanya menyayangi adalah mereka yang mengerti
keadaan seseorang dan memberikan kepercayaan atas prinsip yang dia miliki untuk
di pegang sebagai bekal untuk meraih masa depannya.
Penulis
sangat yakin orang-orang yang hanya berdalil sayang tapi tidak mengerti keadaan
seseorang, tidak tau apa yang di rasakan sebenarnya, mereka inilah yang perlu
di karantina untuk di berikan asupan oleh orang – orang yang tau tentang arti
dari kenyamanan dan hak asasi manusia.
“Percuma
menjelaskan kepada Orang bodoh karena dia hanya akan tau marah jika di beri kritikan,
tapi orang bijak ia akan perbaiki dan menerima serta berterima kasih karena
bentuk sayangnya kepadanya telah diberikan melalui krtitikan atas apa yang menjadi
suatu kebenaran.”
Terimakai
semoga anda bisa mengaktifkan akal sehat. SELAMAT MEMBACA!!
Comments
Post a Comment