Oleh : Dude |
Pӗngurus αdαlαh sαlαh sαtu ӗlӗmӗn pαling mӗnӗntukαn dαlαm upαyα mӗnghαsilkαn pӗrubαhαn dαlαm orgαnisαsi. Bαnyαk orαng-orαng yαng tӗlαh dibӗrikαn αmαnαh untuk mӗnjαdi pӗngurus dαlαm orgαnisαsi tӗtαpi mӗrӗkα hαnyα mӗnggunαkαn stαtus itu sӗbαgαi simbolik. Mӗrӗkα mӗngӗrjαkαn sӗsuαi dӗngαn tuntutαn sumpαh bukαn dαri dӗtӗrministicnyα untuk orgαnisαsi. αkibαtnyα dαlαm kӗgiαtαn-kӗgiαtαn yαng dibuαt hαnyα untuk mӗnggugurkαn kӗwαjibαn sαjα. αsαs kӗbӗrmαnfααtαn mӗnjαdi bingkαi dαn αlαsαn untuk mӗnghiαsi Progrαm kӗrjα yαng dicαnαngkαn pαdαhαl itu sӗmuα hαnyα nihil. Sӗmӗstinyα pӗngurus hαnrus mӗmpӗrsiαpkαn sӗcαrα mαtαng bαik tӗnαgα pikirαn sӗrtα wαktu untuk dibӗrikαn kӗpαdα komunitαs αtαu orgαnisαsi yαng tӗlαh mӗnjαdikαn dirinyα mӗnjαdi sӗorαng pӗngurus hαriαn.
Pӗngurus itu mӗrupαkαn pӗkӗrjααn yαng muliα dαn mӗmiliki nilαi yαng tinggi jikα dilihαt dαri αspӗk sosiαl kαlαu itu disαdαri dӗngαn jӗrnih tαnpα unsur αpαpun. Pӗngurus itu sӗbαgαi orαng yαng mӗngurus αgαr mӗnciptαkαn kӗbӗrmαnfααtαn, mӗmbuαt kαdӗr αgαr bisα mӗnjαdi orαng yαng dibαnggαkαn, mӗmbαntu kαdӗr dαlαm mӗnӗmukαn potӗnsi dirinyα mӗlαlui kӗgiαtαn yαng αkαn dilαkukαn, mӗmbӗntuk kαdӗr sӗrtα mӗmbӗrikαn solusi kӗpαdα kαdӗr jikα αdα mαsαlαh-mαlαh yαng dihαdαpi, mӗmbiαsαkαn, mӗmbimbing sӗrtα mӗnunjukαn jαlαn kӗpαdα kαdӗr untuk mαndiri sӗrtα αrαh yαng bӗnαr dαn kӗbαikαn-kӗbαikαn hαrus sӗlαlui mӗnyӗrtαi kαdӗr. Kαrӗnα dӗngαn usiα yαng mαsih prӗmαturӗ mӗnyӗbαbkαn kαdӗr mαsih sungkαn, tαkut, dαn tidαk tαu αpα yαng hαrus dilαkukαn. Dαn tӗntu mαsih bαnyαk lαgi hαl-hαl yαng hαrus dilαkukαn pӗngurus kӗtikα bӗrαdα dαlαm orgαnisαsi.
Kesemuanya itu tidak akan bisa tercapai jika pengurus hanya sekedar berpangku tangan, duduk, diam dan terlalu menjunjung tinggi status kepengurusannya, hanya membuat kegiatan tanpa melihat nilai-nilai yang akan didapatkan kader. Tentu bukan sebuah hal yang mudah menjadi pengurus karenya tanggung jawab yang begitu besar untuk mengusahakan terbentuknya kader yang memiliki jiwa semangat dan kesadaran tinggi akan lembaganya sendiri. wajarlah jika dalam pelantikan kepengurusan harus ada sumpah yang diikrarkan. Karena hal itu menjadikan sebagai bukti dan janji untuk orang lain dan terkhusu dirinya sendiri dalam mengemban, dan menjalankan Amanah yang diberikan. Oleh karena itu pengurus harus mengetahui beberapa hal unsur penting yang terdapat dalam dirinya. Menurut penulis ada empat unsur penting yang harus dimiliki pengurus dalam mengemban dan menjalankan amanah yang diberikan dalam komunitas atau organisasi. Adapun keempat unsur itu sebagai berikut :
1 Kesadaran
Hal utama yang patut untuk diperhatikan dalam kepengurusan adalah dengan tingkat pertama yaitu kesadaran. Kesadaran adalah hal utama atau prioritas yang ada pada pengurus dalam menjalankan amanah yang diemban. Hal ini karena kesadaran ini selalu dipersoalkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu unsur yang harus dipakai dalam mencapai keberhasilan di komunitas atau di Organisasi adalah dengan kesadaran.
Banyak orang-orang selalu mengatakan bahwa kita sadar untuk melakukan perubahan, kita sadari bahwa kader butuh asupan, kita sadar bahwa tanggung jawab pengurus itu berat, kita sadar bahwa pengurus bukan hanya berpangku tangan diam dan membuat kegiatan begitu saja, kita sadar kalau pengurus itu tidak bisa melepaskan kader begitu saja dan masih banyak kalimat lain lagi yang sering diungkapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tapi dengan ungkapan sadar itu tidak ada tindakan yang dilakukan. Ini menunjukan bahwa sadar hanya dipikiran alias sadar untuk diri sendiri.
Berdasarkan ungkapan tersebut penulis mengamati bahwa hal di atas tidak termaksud dalam fase kesadaran tapi lebih tepatnya pada fase pengetahuan. Menurut penulis hal diatas merupakan bentuk kekeliruan dalam menggunakan kata ke dunia nyata. Kesadaran dan pengetahuan merupakan dua hal yang berbeda. Kesadaran merupakan aktivitas yang dijalankan dan berasal dari pengetahuan tentang suatu objek. Sedangkan pengetahuan merupakan sifat mengetahui tentang suatu hal yang diketahui. Ini menunjukan bahwa kesadaran adalah praktik atau action yang sudah benar-benar dilakukan.
Kedua kata itu sama seperti dalam kosa kata bahasa inggris yaitu “wake up” dan “get up”. Dalam bahasa inggris kata “get up” lebih cocok dipakai untuk menjelaskan daily activities atau present tense. Hal yang dimulai dari bangun tidur sampai pergi tidur. Kalau kata “wake up' hanya mengacu pada momen seseorang membuka matanya atau proses bangun yang pas untuk continous tense. Ini artinya bahwa kesadaran dan pengetahuan adalah dua hal yang berbeda yakni tindakan atau actionnya.
Dengan demikian karena kesadaran berhubungan dengan aktivitas atau tindakan maka inilah yang menjadi hal paling penting untuk ditanamkan dalam jiwa pengurus. Karena jika tidak ada kesadaran itu maka tidak akan berjalan kegiatan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Baca Juga : Kenapa Menjadi Pengurus Organisasi?
![]() |
Gambar. Formasi Unsur Penting Pengurus |
2 kemampuan (skill)
kemampuan adalah salah satu elemen yang juga tidak kalah penting dalam menentukan keberhasilan menuju pada tahap perubahan yang dilakukan oleh pengurus. Kebanyakan orang-orang hanya akan memiliki tahap kesadaran tapi kemampuannya kecil sehingga proses yang dilakukan dalam menentukan keberhasilan dan perkembangan organisasi juga akan lambat laun. Oleh karenanya menjadi penting untuk ditanamkan sifat kemampuan karena hal ini berhubungan dengan menginovasi segala kegiatan-kegiatan yang sudah hampir membosankan.
Tahapan kedua inilah yang perlu ditumbuhkan dalam menjaga eksistensi Lembaga. Tidak cukup hanya dengan kesadaran sebab apalah arti dari kesadaran jika tidak punya kemampuan yang terdiri dari kreativitas, inovasi, menciptakan ide-ide dan konsep-konsep yang baru untuk mengeksekusi kegiatan. Oleh karenanya besar tuntutan dan harapan untuk pengurus agar selalu menumbuhkan rasa kemampuannya semaksimal mungkin agar dapat mencapai titip puncak yang diinginkan oleh organisasi yakni salah satunya adalah merawat serta membentuk kader dengan kemampuan yang dimiliki berupa inovasi-inovasi kegiatan yang akan dilaksanakan.
Pengurus yang tidak memiliki kemampuan(skill) perlu diberikan pelayanan khusus, artinya ada sekolah pengurus yang melatih kecapakan dan kemampuan mulai dari mengeksekusi kegiatan, membuat kegaitan semenarik mungkin, melakukan perombakan-perombakan terhadap hal-hal yang sudah menjadi kadaluarsa, meningkatkan kecapakan bahasa juga tidak lupa untuk menumbuhkan sifat integrites dari pengurus itu sendiri. oleh karena kesadaran dan kemampuan tidak bisa dipisahkan dari jiwa pengurus itu sendiri demi menjaga marwah dari organisasi terlebih kepada diri sendiri sebagai pengurus.
3 Kecerdasan
Tahap ketiga adalah dengan kecerdasaran. Kecerdasaran ini juga tidak kalah penting dari ketiga unsur diatas yang tidak harus saling berkaitan dijiwa para pengurus. Dari perspektif psikologis ( Sternberg, Robert J 2017) mengemukakan bahwa kecerdasan manusia dapat didefinisikan sebagai kualitas mental yang terdiri dari kemampuan untuk belajar dari pengalaman, beradaptasi dengan situasi baru, memahami dan menangani konsep-konsep abstrak, dan menggunakan pengetahuan untuk memanipulasi lingkungan seseorang.
Jika mengacu pada definisi yang dikemukakan oleh Sternberg maka sebuah tuntutan untuk pengurus agar kecerdasaran tetap melekat pada dirinya. sebab pengurus telah melalui berbagai macam pengalaman baik itu rintangan tantangan, suka duka, panas dinginnya yang didapatkan akan menjadi sebuah gebrakan baru untuk Lembaga dalam menata serta mengonsepkan hal-hal yang abstrak,
4 Kepekaan
Unsur yang terakhir yang harus dimiliki pengurus adalah kepekaan. Dari ketiga unsur diatas yang menjadi sentral adalah unsur keempat ini tanpa memisahkan dan meninggalkan ketiga unsur di atas. Hal ini dikarenakan kepekaan adalah kondisi dimana seseorang mudah bergerak tanpa disuruh, tanpa diceritakan ia telah tau dengan sendirinya apa yang harus dilakukan berdasarkan unsur-unsur di atas. Atau dengan kata lain bahwa kepekaan diartikan sebagai kesanggupan seseorang untuk melakukan terhadap suatu keadaan yang mana suatu obyek perlu dibenahi atau perlu pertimbangan yang matang. Sederhananya adalah siap siaga dalam keadaan apapun.
Unsur keempat ini yang sering pengurus dalam organisasi itu lalai. Ketidakpekaannya terhadap sesuatu, terhadap kondisi dan keadaan yang dialami oleh kader ataupun yang lain menjadikan organisasi itu seperti kuburan. Ada orangnya tapi tidak memiliki daya dan kesanggupan yang cukup untuk bekerja sesuai dengan tuntutan yang ada.
Dalam pengembangan SDM kader, harus diperlukan suatu upaya serius yakni penggunaan unsur yang keempat ini. Komunitas atau organisasi yang memiliki visi misi yang bertendensi pada kemanusiaan, Pendidikan, kebangasaan atau yang lainnya juga sangat diperlukan karena ini adalah penentu dari ketiga unsur diatas. Kesadaran, kemampaun serta kecerdasan telah ada tapi kepekaan terhadap lingkungan itu nol maka sama saja bullsit. Banyak orang orang cerdas memiliki kemampuan tapi tidak memiliki kepekaan sehingga apatisme terhadap Lembaga telah tumbuh subur dan tentu perkembangan serta kemajuan komunitas hanya akan sekedar harapan semata.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas maka pengurus harus mampu menanamkan unsur unsur tersebut agar harapan dari Lembaga bisa tercapai terutama adalah pemberdayaan kader. Sebagai catatan : kader akan cerdas, mandiri, memiliki moralitas yang baik itu semua bukan dari dirinya sendiri melainkan dari pengurus yang memberikan dan mengarahkan serta membimbing untuk memberikan jalan yang terbaik pada masa depan kader. Maka dapat di formulasikan kesadaran. Kemampuan, kecerdasaran serta kepekaan adalah kunci untuk membentuk kader yang baik sesuai cita cita Lembaga.
Comments
Post a Comment