Skip to main content

Entri yang Diunggulkan

DEGRADASI INOVASI PENGURUS PER PERIODE KOMUNITAS SANG MUSAFIR BERDAMPAK PADA EKSISTENSI?!

                                  Penulis Dude     Komunitas Sang Musafir yang lahir pada 31 Juli 2016, menjadi wadah bagus kepada generasi yang melanjutkan studinya di Ponorogo, setiap tahunnya mencetak kurang lebih 20 orang kini telah berlangsung hingga per hari ini 2024.               Semakin bertambahnya kuantitas per tahun menjadi sorotan akan kualitas yang dimiliki para kader. Pengurus yang dalam hal ini adalah fasilitator lembaga seharusnya menyiapkan berbagai instumen penting dalam mendukung keberlangsungan lembaga.           Pengurus komunitas yang per tahunnya terjadi pergantian seharusnya menjadi simbolik bahwa rejuvenasi dalam lembaga harus  terus berlanjut sesuai dengan kebutuhan kader dan mengikuti perkembangan zaman.           Struktur kepengurusan yang dilahirkan cukup baik oleh generasi p...

MEDIASI DAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN II Senja dari Timur

 

Inferioritas Perempuan Dalam Pergaulan Sosial

1.      Inferioritas Perempuan Dalam Pergaulan Sosial

Oposisi jenis kelamin yang melahirkan prasangka gender berdampak pada pola hubungan antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki menjadi superordinate dalam bebagai aspek kehidupan. Hubungan dengan perempuan, dengan demikian, dijalakan berdasarkan pemahaman mengengai superioritas laki-laki dan inferioritas perempuan. Sebagai jenis kelamin yang memosisikan diri lebih unggul, laki-laki menciptakan legitimasi yang terbentuk melalui lembaga – lembaga patriarkal guna melanggengkan hegemoni terhadap kedudukan perempuan.

Tindakan subordinasi dan represi oleh laki-laki terhadap perempuan merupakan bagian dari system control yang berupaya menegaskan kedudukan yang tidak setara antara dua jenis kelamin tersebut. Berdasarkan hal ini, prasangka gender kemudian muncul sebagai upaya diskriminasi terhadap eksistensi pihak subordinat. Pandangan dan perlakukan laki-laki terhadap perempuan yang meresap dan dilegalkan oleh lembaga-lembaga patriarkal membuat kaum perempuan mengikuti ideologi tentnag ketidaksetaraan gender tersebut. Pada akhirnya, perempuan tidak hanya memunculkan perilaku inferior dalam hubungannya dengan pihak laki-laki. Akan tetapi, perempuan juga membentuk cintra inferior dan mendorong diri sendiri kepada posisi subordinat dalam hubungannya dengan sesame perepuan.

Membahas masalah pandangan dan perilaku laki-laki terhadap perempuan, hal yang ingin diungkapkan secara princi ialah perilah subordinasi dan dampaknya terhadap hubungan terbangun antara laki-laki dengan perempuan, atau antara perempuan dengan perempuan. Mengingat subordinasi dalam bentuk opresi dan peremehan eksistensi perempuan merupakan sebuah manifestasi prasangka gender, uraian pada bagian ini berusaha mengungkapkan bentuk-bentuk hubungan yang terjalin antara laki-laki dan perempuan yang telah mengakibatkan kemunculan hal tersebut.

Keluarga sebagai sebuah wadah komunikasi antara laki- laki dan perempuan merepresentasikan banyak hal tentang bentuk-bentuk hubungan yang terjalin antara keduah belah pihak. Dalam kerangka keluarga, hubungan antara dua jenis kelamin bervariasi dalam kehidupan sehari-harinya. Laki-laki dan perempuan berhubungan, menikah, membentuk sebuah keluarga, memiliki anak dan sebagainya. Proses tersebut dimungkinkan oleh keberadaan berbagai bentuk hubungan yang terdapat dalam keluarga. Masyarakat di sisi lain sebagai kerangka wilayah hubungan yang lebih luas, turut merepresentasikan bentuk-bentuk hubungan yang lebih kompleks. Dengan demikian, variable yang digunakan dalam mengukur kualitas hubungan yang terjalin di dalam struktur masyarakat menjadi beraneka ragam. Akur dan tidak akur, harmonis dan konflik, permusuhan dan persahabatan merupakan beberapa contoh variable yang digunakan dalam usaha mengetahui bentuk-bentuk hubungan yang terjalin.

Novel Nyai Dasima menceeritakan kehidupan yang dijalani oleh seorang tokoh perempuan Bernama Dasima. Kisah hidupnya mengandung  berbagai dimensi sosial dan budaya yang menggambarkan citra perempuan dalam proses ingteraksi dengan lingkungan sosial. Pertama, hal yang disorot adalah citra perempuan sebagai subjek soliter yang berusaha menjalankan fungsinya sebagai seorang anggota masyrakat dalam lingkup sosial masyarakat Eropa. Sebagai subjek soliter, Nyai Dasima merupakan individu yang terioslasi dari lingkungan sosialnya. Hal ini mengakibatkan  Nyai Daimah  tidak mampu menjalankan fungisnya dengan baik dalam berinteraksi budaya dengan lingkungan masyarakat Eropa dan masyarakat pribumi tempat ia tinggal. Yang terjadi dalam proses interaksi budaya tersebut, Nyai Dasima berperan pasif yang berarti ia tunduk pada konsisi yang berlaku di lingkungan tersebut.

Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kondisi di atas, khsususnya masalah interaksi sosial yang dilakukan oleh Nuai Dasima terhadap lingkungan masyarakat pribumi dan masyarakat Eropa, digunakan konsep mediasi. Konsep ini diharapkan dapat menjelaskan psisinya Nyai Dasima dalam interaksi sosial tersebut. Terkait dengan isitilah mediasi, hal yang menjadi focus analisis adalah peran Nyai Dasima dalam proses mediasi kultural.

Berbicara mengenai hubungan yang terjalin antara dua pihal atau lebih, hal yang patut dibahasa adalah ‘sesuatu’ yang menjadi perantara terjalinnya hubungan tersebut. Dalam bagian ini diuraikan fungsi dan peran individu sebagai perantara dalam interaksi dengan individu atau kelompok lain. terkait dengan novel Nyai Dasima, focus uraian diarakan pada peran Nyai Dasima sebagai perantara sosial dan budaya dalam interaksi dengan lingkungan masyarakat pribumi dan masyarakat Eropa. Hal ini kerupakan bagian yang harus dikaji sebab terkait erat dengan citra inferioritas perempuan, khususnya dalam lingkup pergaulan sosial.

Konsep yang menjelaskan mengenai  proses perantaraan ialah konsep mediasi. Mediasi membahas berbagai perantaraan yang dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan terutama politik, ekonomi, sosial dan budaya. Mediasi menjelaskan proses yang dilakukan dalam rangka menghubungkan dua atau lebih hal yang berbeda dengan jalan mengambil posisi sebagai perantara dalam hubungan tersebut.


Sumber ; Buku Gender dan inferioritas perempuan

Comments

Popular posts from this blog

DEGRADASI INOVASI PENGURUS PER PERIODE KOMUNITAS SANG MUSAFIR BERDAMPAK PADA EKSISTENSI?!

                                  Penulis Dude     Komunitas Sang Musafir yang lahir pada 31 Juli 2016, menjadi wadah bagus kepada generasi yang melanjutkan studinya di Ponorogo, setiap tahunnya mencetak kurang lebih 20 orang kini telah berlangsung hingga per hari ini 2024.               Semakin bertambahnya kuantitas per tahun menjadi sorotan akan kualitas yang dimiliki para kader. Pengurus yang dalam hal ini adalah fasilitator lembaga seharusnya menyiapkan berbagai instumen penting dalam mendukung keberlangsungan lembaga.           Pengurus komunitas yang per tahunnya terjadi pergantian seharusnya menjadi simbolik bahwa rejuvenasi dalam lembaga harus  terus berlanjut sesuai dengan kebutuhan kader dan mengikuti perkembangan zaman.           Struktur kepengurusan yang dilahirkan cukup baik oleh generasi p...

SARJANA BERJIWA IBLIS ?

Penulis : Dude Sahabat yang memiliki cahaya akal sehat. Apa yang anda fikirkan tentang judul diatas? Apakah anda sudah ada bayangan dengan uraian dari tema diatas? Apakah anda penasaran dengan kalimat di atas? Apakah anda bertanya-tanya akan diarahkan kemana kalimat diatas? ataukah anda bertanya tentang hubungan antara sarjana dan iblis?,Dalam kesempatan ini penulis akan lebih jauh lagi mengajak para pembaca untuk memahami eksistensi sarjana. Tapi Sebelum diuraikan lebih jauh lagi, penulis selalu mengingatkan agar Cahaya akalnya selalu di aktifkan biar tidak baper apalagi sensitive,, “Seluk beluk status sarjana” Sarjana adalah orang yang telah menyelesaikan studi Pendidikan-nya level strata satu(S1). Atau singkatnya adalah sarjana adalah mantan mahasiswa. Sebelum kearah sarjana kita mesti kenal dan harus paham lebih dalam tentang mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa adalah orang yang menempuh pendidikannya di perguruan tinggi, atau singkatnya penulis menyebutnya mahasiswa adalah “kak...

KATA SAYANG BERAKHIR PADA PENINDASAN KAUM WANITA

  Penindasan terhadap Kaum Perempuan Tanpa kamu sadari kamu telah  menindas mereka   Apa yang anda pikirkan tentang kata penindasan? apakah hal tersebut adalah hal yang lumrah? apakah pantas kata itu di lekatkan kepada kaum Wanita? Kata penindasan sebenarnya sudah tidak asing lagi di kalangan mahasiswa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia penindasan di artikan sebagai proses, cara menindas. Dilihat dari segi istilah menurut penulis penindasan di artikan sebagai cara yang dilakukan baik itu kelompok atau individu untuk memeras, memaksa, menekan, membatasi baik itu secara fisik maupun psikis. Saya yakin dan percaya bahwa pembaca telah banyak menemukan yang namanya penindasan baik dalam bentuk tulisan, cerita dari mulut kemulut, video yang di unggah di media sosial dan lain sebagainya. Tapi yang menjadi pertanyaan penting adalah bagaimana respon anda terhadap hal tersebut? Apakah anda adalah salah satu orang yang setuju akan adanya penindasan terhadap Wanita?, apakah ...