![]() |
Oleh : Dude |
Kata kritikan memang tidak asing lagi di telinga kita. Apalagi kita hidup dalam dunia pendidikan khusunya di dunia kampus. Kritkan bisa juga menguntungkan dan bisa juga merugikan bahkan bisa menjadi sebuah malapetaka.
Sadar atau tidak sadar, setuju atau tidak setuju, tau atau tidak tau, pernah atau tidak pernah suatu saat nanti kita pasti akan sering dihadapkan dengan sebuah momen kritik mengkritik. Apalagi dalam sebuah komunitas masalah kritik mengkritik itu adalah hal yang wajar bahkan juga harus di lestarikan jangan sampai hilang. Dan kita tau bahwa dalam kritikan yang dilontarkan secara bertubi tubi selalu menuai kontroversial yang berbeda beda tergantung pada sang penerima kritikan. Bisa jadi kritikan itu untuk membangun komunitas atau malah karena ada unsur menjatuhkan atau kebencian, ketidak sukaan terhadap komunitas atau seorang individu.
Pada dasarnya kritikan itu terdengar pedas, menyakitkan dan tak jarang kita menemukan orang yang pandai menerima dan menahan sifat emosionalnya. Sama dalam kehidupan di Komunitas dan di Organisasi tak jarang kita menemukan seorang sosok senior yang rela dan menerima dengan lapang dada atas kritikan yang di lontarkan oleh seorang kader, tak jarang kita temukan seorang seorang senior yang terbiasa mendengar ungkapan kritikan. Penulis ingin menyampaian bahwasannya kritikan itu pada dasarnya membangun, tergantung bagaimana cara menyampaikan kritikan itu sendiri, tergantung bagaimana seorang penerima menerima kritikan itu sendiri. Mau itu di anggap sebagai hinaan,cacian, makian, mau dianggap itu sebagai menjatuhkan, mau dianggap itu sebagai ketidak sopanan yang mengkritik terhadap yang dikritik itu semua adalah hal yang baik, itu semua hal yang harus di jadikan sebagai bahan evaluasi, itu semua harus di apresiasi karena tidak semua orang bisa melakukan hal seperti itu. Karena kritikan itu mengungkapkan apa yang menjadi sebuah keresahan, keluhan atas apa yang di lihat, atas apa yang di rasakan. Kritikan itu muncul karena ada hal yang tidak berjalan sesuai dengan semestinya, yang dimana hal itu perlu di selesaikan.
"Sudah berani mengkritik senior"
Di dalam komunitas dan di Organisasi anda mungkin pernah menemukan sebuah momen yang dimana ketika seorang kader memberikan kritikan terhadap seorang senior karena kader melihat apa yang dilakukan seorang senior tidak pantas untuk di perlihatkan. Anda mungkin pernah melihat reaksi yang di perlihatkan seorang senior ketika hal tersebut di lakukan seorang kader. Terkadang senior tersenyum dan memberikan apresiasi serta semangat tinggi karena keberanian yang dilakukan seorang kader. Tapi masalah nya kemudian terkadang seorang Senior malah bereaksi yang tidak semestinya. Ia memperlihatkan aura wajah ketidak sukaan terhadap apa yang dilakukan kader, ia justru mengungkapkan dengan kalimat yang bermakna ketidak setujuan atas apa yang dilakukan kader, ia menampilkan ekspresi tubuh yang seolah pikiran dan hati bertentangan dengan yang di dengar, menampilkan dan menampilkan. sehingga yang ada di kepala senior adalah mau terima tidak?. jika di terima saya merasa di kucilkan, wibawa akan hilang atas apa yang di lakukan oleh kader, tidak di terima juga di anggap tidak tidak terbiasa menerima kritikan, mau marah juga tidak pantas karena yang diungkapkan benar dan segala hal yang di pikirkan akan muncul. bukankah hal seperti itu miris jika ditemukan??😂
Sehingga karena ketidak terbiasannya dalam menerima kritikan, maka itu semua di anggap tidak sopan bahkan di bilang sebagai oposisi, sudah berani menentang, sudah berani mengkritik si dia si itu. dan hal lainnya. penulis tidak tau persis maksud dari ungkapan seperti ini apakah karena yang mengkritik adalah seorang kader?, apakah cara mengkritiknya seolah menjatuhkan wibawanya? apakah kritikannya mengandung hinaan atau apalah itu! tergantung pembaca mau menilai seperti apa.
"Kamu tidak sopan, tidak punya attitude, kritikanmu seperti orang tidak bermoral "
kalimat dia atas merupakan orang yang tidak pandai menerima kritikan, anda tau definisi dari sopan santun?, anda tau dari attitude?, anda tau definisi dari moral?, apakah ungkapan itu sudah sesuai di ungkapakan pada tempatnya? jangan sampai dengan ketidak tahuan itu wibawa dan predikat yang melekat menjadi kotor bahkan hilang. Perlu di ketahui bahwa kata diatas tidak di gunakan untuk menghakimi seseorang, mencaci bahkan membully apalagi itu untuk kader anda. bukankah itu sangat tidak pantas??
Jika ada orang - orang atau senior yang memiliki sifat seperti itu di pertanyakan keabsahannya, di pertanyaakan background nya apalagi ia seorang academisy. Bagaimana mungkin kritikan itu dianggap hal ketidak sopanan. Padahal di negara negara maju mereka sangat mengapresiasi kritikan kritikan yang dilontarkan karena itu dapat membangun. Jika ada senior yang hanya di mulut mengatakan menerima kritikan itu kemudian suatu saat di group whattsapp,atau di forum manapun mengungkapkan kalimat yang sama yang sebenarnya bermakna menyinggung si pengkritik maka senior senior seperti ini perlu di tenggelamkan dari muka bumi.
Bagaimana mungkin di katakan, membandingan antara teori satu dengan teori lainnya dengan kalimat "saya baru mendapatkan orang yang hidup tanpa kritikan". padahal sejau ini penulis berpikir bagaimana mungkin yang mengkritik tidak mau menerima kritikan justru kalimat itu harus di letkatkan pada orang-orang yang diam seribu bahasa, hanya menerima saja, hanya menceritakan orang - orang di balik topeng nya. Apakah harus di apresiasi? Bagai hidup dalam dunia dongen😂
Sebelum mengakhiri, penulis ingin memberikan quotes kepada senior atau orang- orang yang tidak terbiasa menerima kritikan : "Jika engkau hanya ingin hidup sesuai keinginanmu, hanya ikut alur, salah dengan tidaknya kamu manut saja. Maka carilah tempat yang engkau rasa tidak ada kebisingan telingamu dengan kritikan. Tapi jika engkau berani hidup dengan perbaikan maka hiduplah di lingkungan yang penuh dengan kritikan. Karena sesungguhnya kau adalah orang yang pantas di kagumi."
Comments
Post a Comment