Oleh : Rudiman
Senior itu panutan untuk juniornya, senior itu adalah guru bagi juniornya. Apa yang dipikirkan, apa di lakukan, apa yang dikerjakan, apa yang akan di bicarakan dan didiskusikan pasti itu akan menjadi bibit yang akan ditanamkan untuk juniornya.
Dalam kehidupan berorganisasi atau komunitas kita pasti mengenal yang namanya proses bertukar pikiran atau diskusi. Hal itu sangat di perlukan apalagi orang orang di komunitas mahasiswa semua dan tentunya itu pasti ada bahkan selalu ada walaupun tidak diadakan. Materi- materi yang di diskusikan tentunya tidak terbatas sesuai dengan materi apa dan kesiapan pemateri utuk mengambil materi tentang apa yang akan di diskusikan oleh setiap komunitas.
Tak jarang kita menemukan di setiap komunitas atau Organisasi itu Senior memberikan jiwa dan raganya serta waktunya untuk mengajak junior atau kadernya untuk melakukan diskusi. tak jarang kita temukan senior mengeluarkan kalimat semangat dalam diskusi untuk juniornya, serta tak jarang kita temui senior itu ada insiatif untuk mejadi pemateri untuk kadernya.
Yah memang banyak juga dalam Setiap Organisasi atau komunitas itu bahkan antusiasnya seorang senior untuk mewadahi dan melayani juniornya untuk berdiskusi itu sangat luar biasa. Tiap waktu di laksanakan dengan teknis yang berbeda sesuai dengan karakter senior sebagai seorag pemateri, tiap waktu di kerjakan dengan lokasi diskusi yang berbeda agar seorang junior tidak bosan dalam berdiskusi. tiap waktu dengan minuman kopi yang menemani agar tida ngantuk ketika di lakukan malam hari dan tiapwaktu lainnya. tapi yang menjadi masalah adalah seorang yang di anggap sebagai guru, panutan, orang yang lebih pandai masalah wadah mewadai, masalah layani melayani, masalah ngajak mengajak, tenyata itu belum ada bahkan mungkin sampai menjadi seorang domisoner pun tidak akan dikerjakan. Wah miris juga lihatnya kondisi seperti itu!!😂
"Mungkinkah Senior harus membawakan materi diskusi untuk kadernya?"
Hmmm!! Jika pertanyaan itu bukan seorang mahasiswa mungkin di maklumi karena esensi diskusi ia tak tau tapi jikalau ia mahasiswa dan bertanya seperti itu bisa jadi melahirkan beberapa kesimpulan dari penulis
- Bisa jadi ia sedang menguji senior lain dan memberikan ibrah kepada seangkatannya bahwa kita yang berpredikat sebagai senior itu layak bahkan bisa jadi wajib untuk memenuhi asupan akal kader
- Bisa jadi ia sedang tidak suka dengan disksui karena melihat fakta di lapangan bahwa diskusi itu tidak berfaedah, tida mengdapatkan apa apa yang sebenarnya jikadi setulusi lebih dalam dengan instrumenakal dan bisa jadi fakta terbantahkan
- Bisa jadi ia belum cukup mampu untuk berhadapan langsung dengan juniornya
- Bisa jadi ia masih kekurangan pembahasan dan takut jika di kritik kadernya pada saat melakukan kesalahan
Sangatlah miris jika kondisi seperti itu di teruskan. Coba bayangkan orang yang bergelut di kampus, berbicara tentang kampus, Pulang pergi kampus, kuliahnya juga di kampus, bahkan makan di kampus tak tau esensi diskusi. Bukankah kampus itu terkenal dengan keilmuannya bukankah mahasiswa itu terkenal dengan Intelektualnya? Akankah engkau masih banyak mebela diri anda dengan sebuah pertanyaan pertanyaan yang tidak masuk akan?. Jika senior dalam sebuah komunitas yang status predikat nya adalah anak kampus dan ia jarang bahkan tidak mau ketika bawa materi maka perlu di pertanyakan keabsahannya.
"ilmu tidak hanya di dapatkan dari diskusi"
yah benar cara dan langkah dalam menempuh ilmu itu sangat berbeda - beda. Ada yang lewat media sosil dengan nonton berita, ada yang membaca buku , ada yang bersemedi juga bisa jadi dan macam macam cara lainnya. Menurut penulis hal yang di sebutkan tentang cara dan langkah mendapatkan ilmu yang disebutkan diatas itu bukan termaksud ilmu tetapi termaksud pengetahuan untuk diri sendiri. pengetahuan itu kata dasarnya tau yang berarti segala hal yang di tau atau di ketahui atau juga bisa diartikan pengetahuan itu adalah hasil mengetahui. Jadi, Pengetahuan akan menjadi ilmu ketika hasilnya di berikan kepada orang sehingga nama nya bisa berubah menjadi ilmu Pengetahuan. Pertanyaanya kemudian bagiaman cara biar bisa berubah namanya menjadi ilmu? tentunya dengan cara berdiskusi, saling memberikan satu sama lain, karena diskusi itu bertukar pikiran antara pemateri dan peserta, pemateri bisa menjadi obyek dan peserta menjadi subyek dan sebaliknya. Masihkah keras kepala dengan cara berpikirmu?
"Yang mau diskusi silahkan yang tidak mau tidak apa apa"
Segala hal itu tidak bisa di paksakan dalam hal ini konteksnya berdiskusi, tetapi jika hal ini berbicara tentang dunia komunitas atau berorganisasi yang kadernya mau membutuhkan asupan dari seniornya mau tidak mau mau, siap tidak siap harus di lakukan. Sampai kapan engkau masih tetap bersi keras tentang ketidak siapanmu untuk bawah materi, sampai kapan engaku tetap akan memberikan alasan dengan kalimat saya masih kerjakan ini itu. Memang benar junior akan ke senior dan apa yang diraskan oleh seniornya pasti akan di rasakan oleh juniornya suatu saat nanti. Tapi tidak adakah waktu luangmu untuk memenuhi kebutuhan dalam memberikan asupan keilmuan buat kader? apakah engkau harus dikirimakn surat agar bisa siap?, apakah harus di jemput dengan mobil avanza atau helikopter agar engkau siap hadir menjadi seorang pemateri ? apakah engkau harus juga di fasilitasi mewah padahal engkau adalah tuan rumah yang sebenarnya engkau memfasilitasi kadermu ? Benar sebuah kalimat dengan ungkapan "mahasiswa itu harus siap senior itu harus siap jika di berikan amanah untuk bawa materi"
sebelum di akhiri penulis akan memberikan quotes pada senior yang tidak mau membawkan materi dalam komunitas atau organisasi: "Jangan pernah salahkan siapaun jika orang terkhusus kepada kader memberikan kesimpulan bahwa ia tidak layak untuk dijadikan panutan, sebagai
seorang guru,sebagai seorang senior. Tapi salahkan dan tanyakanlah kepada dirimu sendiri kenapa setiap di berikan kesempatan untuk membawakan materi selalu ada alasan"
Comments
Post a Comment