Jangan Sampai Etika Hilang karena kebiasaanmu
Kata
budaya tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Baik itu dalam dunia
kampus, lingkungan maupun di dalam keluaraga. Masalahnya kemudian adalah apakah
kita sudah tau pengertian dari budaya itu sendiri? Sudahkan mampu kita
menjelaskan perihal budaya jika ada yang menanyakan kepada kita?. Budaya dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia di maknai sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sukar
dirubah. Sedangkan kebiasaan itu sendiri adalah perbuatan yang dilakukan secara
terulang-ulang karena disukai.
Dari
uraian diatas tentu kita akan mendapatkan gambaran bahwa segala hal yang sudah
melekat dan susah untuk di lepaskan adalah bagian dari budaya, baik itu cara berkomunikasi
kita, cara menghargai kita, maupun aktivitas-aktivitas yang sudah rutin
dilakukan seperti miras, merokok dan lain sebagainya.
Budaya
itu sendiri muncul pada diri kita ketika
kita sudah lahir pada suatu lingkungan, dan tentu budaya juga akan ada pada
diri kita, ketika kita sudah menjelajahi dunia dan beradaptasi di lingkungan
itu. Sehingga apa yang kita dengar, yang kita lihat, yang kita rasakan pada tempat
itu akan mempengaruhi cara kita sebelumnya mulai dari bangun tidur hingga tidur
kembali.
Pada
zaman sekarang yang semakin berkembangnya teknologi, Sebagian orang sudah tidak
bisa memberikan disparitas antara dirinya dengan lingkungannya, sehingga dengan itu
ia kehilangan rasa kemanusiaannya yang meliputi sopan santun, etika bahkan
lebih disayangkannya ia telah mati rasa empati terhadap lingkungan, kepekaan dirinya
untuk lingkungan sudah telah tenggelam dimakan oleh kesenangan dirinya sendiri.
Kita telah banyak menjumpai hal seperti itu sebut saja misalnya merokok. Merokok adalah suatu kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang karena ia merupakan bagian terpenting dari hidupnya. Kita tidak permasalahkan ia merokok karena itu merupakan hak prerogatifnya. Tapi, yang menjadi masalah kemudian adalah mereka yang merokok tanpa tau batas, maksudnya ia tidak mampu membedakan lingkungan yang suka dengan asap rokok dengan tidak, dan yang lebih parahnya adalah ketika si perokok tidak ada kata permisi.
Sebagai
manusia yang katanya penuh dengan sopan santun dan tata krama yang sudah
melekat pada dirinya karena sudah dibekali akal dan Pendidikan baik itu di
lingkungan keluarga maupun dirumah, tentu hal itu sudah menjadi modal untuk
melakukan apapun di luar dari jangkauan keluarga. Kalimat permisi merupakan
ungkapan yang dilakukan seseorang sebagai bentuk izin atau permohonan maaf
kepada seseorang, permisi juga sebagai bentuk penghormatan kepada sesorang
sekaligus untuk dirinya sendiri. Membiasakan menghormati, menghargai orang lain
itu artinya kamu telah mengajarkan dirimu sendiri untuk dihargai nantinya.
Contoh
kasus misalnya sebut saja namanya si Z, si Z adalah seorang mahasiswa. Ia kuliah
di salah satu universitas. Ia juga masuk di beberapa organisasi intenal kampus
maupun ekternal. Tentu jika dilihat dari uraian singkat diatas bahwa setiap
suasana yang didapatkan akan menghasilakan budaya yang berbeda pula. Di Organisasi
A di bolehkan merokok sedangkan di organisasi B tidak dibolehkan. Suatu saat si
Z ini makan Bersama seniornya di organisasi B. ia makan di salah satu warung. Setelah
meraka makan si Z tanpa berpikir Panjang mengambil sebatang rokok kemudian
mengisapnya tanpa mempedulikan seniornya, tanpa ada kata mohon maaf. Ia pun
juga tak tau kondisi disekitanya jika menghirup asap rokoknya apakah berbahaya
bagi kesehatannya tau biasa saja.
Dari
kasus diatas tentu akan banyak perdebatan yang singgak di kepala kita masing-masing.
Penulis hanya akan memberikan gambaran dari kasus diatas, bahwa secara attitude
ia tidak tepat melakukan aktivitas semacam itu, sebab yang pertama
adalah bisa dilihat dari tempatnya. Apakah warung makannya sering di lakukan aktivitas
demikian ? jika tidak maka kemanusiaan dalam hal attitude ia sudah tidak ada. Kedua,
sebagai orang yang lebih muda harus tau porsi dirinya, ia mesti lihat semua
aspek, mulai dari awal sebelum menjadi mahasiswa sampai ia menjadi seorang aktivis.
Ketiga, karena si Z makan Bersama seniornya yang satu Organisasi, maka ia
perlu sadar bahwa yang lebih dulu ada dan tau situasi setempat itu dalah seniornya.
Keempat, yang memberikan arahan, masukan serta jalan tentu bukan dari
dirinya sendiri melainkan adalah seniornya, tentu dari sini bisa dilihat bahwa
tak pantas jika aktivitas yang dilakukan si Z seperti itu.
Jangan
samakan ketika berada dalam satu organisasi tertentu di bolehkan aktivitas seperti
merokok kamu malah melakukan hal yang sama tanpa ada batas- batas yang sewajarnya.
Merokok tidak dilarang tapi dengan siapa engkau berdampingan, merokok adalah
hakmu tapi dibalik hakmu ada hak orang lain, kamu boleh merokok tapi lihat
dengan siapa engaku berhadapan. Jangan karena engkau telah banyak mengonsumsi
buku-buku yang membuat kritis sehingga lupa akan cara mengharagai, jangan karena
kamu sudah besar di tempat tertentu sehingga membuat kamu lupa akan cara untuk Kembali,
jangan karena kamu mampu menjawab pertanyaan yang akan dilontarkan membuat kamu
lupa akan dirimu sebelumnya. Sadar dan beradablah
!!
Quotes
“
Ia diam ketika kamu melakukan aktivitasmu dimatanya bukan berarti ia megerti
tentang keperluanmu tapi bisa jadi ia hanya menguji seberapa besar cara menghargaimu
kepada orang lebih lagi kepada yang lebih tua. Berhati-hatilah”!!
Comments
Post a Comment